Senin, 27 Oktober 2014

Kecanduan Terhadap Internet



Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Kecanduan Terhadap Internet.

Sudah tidak asing lagi bagi kita mendengar atau melihat kata internet. Ya, internet telah menjadi hal biasa bahkan sangat dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari. Banyak manfaat yang diberikan olehnya mulai dari yang sederhana seperti mengirim surat (e-mail) hingga membantu perekonomian negara seperti ekspor dan impor.  Oleh karena itu tak heran internet begitu dibutuhkan di era modern ini. Segalanya jadi lebih praktis dengan internet. Tetapi internet juga mengandung persoalan karena bisa membuat orang duduk di depan komputer beberapa jam sehari. Salah satu tanda dari kecanduan internet ialah adanya perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika yang bersangkutan berusaha menghentikan penggunaan internet.
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengontol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet. Kebiasaan yang tidak terkendali memang terkadang dapat menimbulkan petaka tersendiri bagi diri kita, dengan tidak bisa mengatur lamanya durasi berinternet, menghabiskan waktu dan menghancurkan semua tanggung jawab dalam kehidupannya.
Tanda-tanda orang kecanduan internet yaitu :
Kimberley Young menyebutkan beberapa gejala utama kecanduan berinternet :
1.      Pikiran pecandu internet terus-menerus tertuju pada aktivitas berinternet dan sulit untuk dibelokkan ke arah lain.
2.      Adanya kecenderungan penggunaan waktu berinternet yang terus bertambah demi meraih tingkat kepuasan yang sama dengan yang pernah dirasakan sebelumnya.
3.      Yang bersangkutan secara berulang gagal untuk mengontrol atau menghentikan penggunaan internet.
4.      Adanya perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika yang bersangkutan berusaha menghentikan penggunaan internet.
5.      Adanya kecenderungan untuk tetap on-line melebihi dari waktu yang ditargetkan.
6.      Penggunaan internet itu telah membawa risiko hilangnya relasi yang berarti, pekerjaan, kesempatan studi, dan karier.
7.      Penggunaan internet menyebabkan pengguna membohongi keluarga, terapis dan orang lain untuk menyembunyikan keterlibatannya yang berlebihan dengan internet.
8.      Internet digunakan untuk melarikan diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan-perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan sebagainya.

Ada kasus serupa yang terjadi di China. Mereka menyebutnya "heroin elektronik," dan pemerintah China merasa itu adalah ancaman terbesar untuk para remaja di negara itu. Pada 2008, China, yang memiliki lebih dari 20 juta pecandu Internet, menjadi salah satu negara pertama yang mendeklarasikan kecanduan itu sebagai kelainan klinis. Kecanduan Internet telah melahirkan lebih dari 250 kamp di China yang dirancang untuk merawat anak-anak muda yang kecanduan tersebut.
Masalah kecanduan itu, dan upaya China untuk merawatnya, telah menarik perhatian pembuat film asal Israel, Shosh Shlam dan Hilla Medalia, yang merilis film dokumenter karya mereka Web Junkie awal bulan ini. Menurut laporan 2008 yang mendefinisikan kelainan tersebut, orang-orang yang menghabiskan lebih dari enam jam melakukan sesuatu selain bekerja atau belajar, dan merasa sebal ketika tidak dapat mengakses komputer, mengidap Kelainan Kecanduan Internet. 
Permainan daring ternyata perilaku Internet yang paling adiktif, dengan beberapa pengguna memakai popok untuk menghindari jeda kamar mandi.Tren semacam ini telah membuat para orangtua di China khawatir. “Saya kira China dan terutama para orangtua di China sangat menganggap serius pendidikan," ujar Eric Harwit, profesor studi ilmu Asia di University of Hawaii.  “Mereka melihat banyak remaja, terutama mahasiswa, mulai kehilangan minat di sekolah dan menghabiskan banyak waktunya untuk melakukan permainan di Internet."
Harwit mengatakan para orangtua anak muda yang kecanduan Internet itu sangat ingin mengobati anak-anak mereka. Beberapa bahkan memberi anak-anak mereka obat untuk bisa membawa mereka ke kamp. "Mereka melihat (kamp-kamp) itu sebagai jalan terakhir untuk mereformasi anak-anak mereka, terutama untuk anak tunggal, dan memberi mereka kesempatan untuk memutus kecanduan akan permainan Internet dan diharapkan akan kembali ke sekolah dan menjadi lebih mampu secara akademis," ujarnya.
Kamp-kamp bergaya tentara itu terletak di seluruh China, dan dirancang untuk memaksa anak-anak muda menghentikan kebiasaan berselancar dan melakukan permainan video secara obsesif di Internet. Biasanya para peserta dapat menghabiskan tiga sampai empat bulan di kamp untuk menerima perawatan. Para orangtua juga diwajibkan berpartisipasi dalam olahraga yang cukup keras, pengobatan dan terapi. Terkadang orangtua juga ditempatkan dalam isolasi sampai 10 hari. Kondisi lingkungan di kamp cukup keras. 
China bukanlah satu-satunya negara yang bergulat dengan kecanduan Internet. Harian New York Times melaporkan "sampai 30 persen orang Korea berusia di bawah 18 tahun, atau sekitar 2,4 juta orang, berisiko mengalami kecanduan Internet. Korea Selatan juga telah membuka lebih dari 100 pusat rehabilitasi untuk mereka yang kecanduan.
Ditemukan kasus lain di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan untuk kasus didalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia).
Beberapa bentuk gejala kecanduan ditunjukkan dengan kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja yang menurun, lesu dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline mereka menjadi pribadi yang lekas marah saat ada yang menanyakan berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk berinternet.
Dr Ronald Pies, profesor psikiatri dari SUNY Upstate Medical University, New York, mengatakan “Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan, atau orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk bertemu muka dengan orang lain secara langsung.” Dari hal tersebut maka diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka.

Yang perlu dilakukan agar tidak kecanduan internet :
  •  Mengajak teman yang bisa mengingatkan kita ketika kita tenggelam dalam keasyikan berinternet.
  • Menaruh komputer dan internet di tempat yang terbuka, juga menghubungkan diri dengan internet ketika berada di tempat publik. Kenyamanan berinternet memang berkurang, tetapi akan mengurangi risiko kecanduan.
  • Tidak berlangganan internet kalau tidak sangat perlu, dan membatasi diri ketika kita harus berlangganan internet di rumah, atau ketika kita ke warnet.
  • Menggantikan aktivitas berinternet dengan aktivitas atau hobi lain yang lebih berguna. 

Internet banyak memberi manfaat bagi kita. Memperoleh informasi, menjalin silaturahmi, hingga berniaga ke luar negeri. Semua itu dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan murah. Internet telah menjadikan dunia penuh dengan kemajuan, di desa dan di pelosok terdalam sekalipun dapat mengikuti setiap detik perkembangan dunia, pemerataan informasi dan pengetahuan semakin dirasakan nyata.
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, kebiasaan berinternet yang sehat adalah dengan menyesuaikan jadwal dan juga kepentingan, serta tidak melupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing individu. Walau kini dunia maya selalu saja menghadirkan inovasi-inovasi terbaru, kebijaksanaan seseorang untuk menggunakan teknologi itu sendiri harus terus dikembangkan, sehingga tujuan awal dari penciptaan teknologi yaitu guna mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat benar-benar terwujud dikemudian hari.
Demikian pembahasan yang dapat saya tulis. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih.

Minggu, 12 Oktober 2014

Psikologi dan Internet

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Psikologi dan Internet.

Apa itu Internet?
Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh jaringan koputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol / Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna diseluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking ("antarjaringan").

Apa itu Psikologi?
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara alamiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neuro biologis yang mendasari perilaku.
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: Psyche yang berarti jiwa dan Logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Penggunaan Internet Dalam Bidang Psikologi
Teknologi kini telah berkembang pesat dan merambah ke berbagai bidang disiplin ilmu.  Seperti hal nya Teknologi Informasi yang membatu ilmu Psikologi melalui aplikasi – aplikasinya. Meskipun antara Psikologi dan Teknologi Informasi memiliki objek dan aspek yang berbeda dalam ilmu mereka, namun dalam beberapa hal Teknologi Informasi dapat mengembangkan dan memaksimalkan ilmu Psikologi.
E-Counseling merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu media komunikasi yang baru, dimana melalui media tersebut mereka dapat memberikan intervensi psikoterapi itulah yang disebut dengan E-counseling atau e-mail counselingE-mail conseling merupakan pelayanan intervensi psikologi yang dilakukan melaui Internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan melaui media ini, untuk kemudian menyususn rencana dalam melakukan intervensi psikologi secara face-to-face akan dilakukan. Fungsi dari e-counseling adalah untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya. Dalam aplikasinya, psikoterapi online menawarkan tantangan etika baru bagi mereka para terapis yang tertarik untuk menggunakan media ini dalam memberika pelayanan psikologi. Perbedaan antara komunikasi berbasis teks interaktif dan komunikasi verbal in-person menciptakan tantangan etika baru yang sebelumnya tidak di temui dalam terapi face-to-face (secara langsung) (http://www.jmir.org).
Dampak Penggunaan Internet Terhadap Keadaan Psikologis Seseorang
Internet memiliki dampak bagi keadaan psikologis seseorang baik positif maupun negatif diantaranya:
-          Dampak Positif
·     Keterbukaan diri. Dengan keterbukaan diri yang dilakukan oleh seseorang ketika berinteraksi di dunia maya sepertiFacebook, membuat mereka mampu memenuhi kebutuhan afiliasi mereka, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspreresian diri (Derlega, dalam yoseptian, 2010).
·     Meningkatkan kreativitas seseorang. Melalui internet, kita dapat menerima banyak informasi dan referensi sumber ide kreativitas.
·     Merangsang rasa ingin tahu. Karena begitu banyak informasi yang diberikan melalui internet,dapat  meningkatkan keingintahuan seseorang untuk mencari hal-hal baru.
·     Memberi hiburan dengan permainan – permainan dan musik.

-          Dampak Negatif
·     IAD (Internet Addiction Disorder). Kecenderungan seseorang terhadap internet yang menyebabkan kecanduan. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dan aktivitas sehari – hari, misalnya waktu makan dan istirahat tidak teratur, lalai mengerjakan tugas, tidak fokus belajar dan lain-lain.
·     Mengikis kecintaan masyarakat kepada budaya aslinya, akses mudah yang diberikan internet mengenai dunia luar bisa mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
·     Menjadi anti sosial didunia nyata.
·     Meniru aksi – aksi yang berbahaya seperti aksi menyerang dalam permainan perang.

      Demikian pembahasan yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam penulisan atau isi. Semoga memberi manfaat untuk kita semua. Terimakasih.

Sumber :