Rabu, 15 Juli 2015

REVIEW dan ANALISIS FILM HIDE AND SEEK

TUGAS REVIEW FILM HIDE AND SEEK



NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3:
1.      DILA DWISERA                                          (12513458)
2.      FITRIANI SYAHRUN                                 (13513557)
3.      INTAN MUTIA MURTI                              (14513441)
4.      RANI PRATIWI ISTIFARAH                     (17513285)

KELAS                       : 2PA12
MATA KULIAH       : KESEHATAN MENTAL
DOSEN                      : DIAMONDDY AVARY


UNIVERSITAS GUNADARMA ATA 2014/2015




Sinopsis Film Hide and Seek :
Hide and seek menceritakan kisah sebuah keluarga yang terdiri dari David (Robert De Niro), Alison, istri David (Amy Irving), dan anaknya, Emily (Dakota Fanning). Suatu hari, istri David bunuh diri, ia menggorok lengannya di kamar mandi. David menemukan Alison sudah mati. Emily melihat kejadian itu dan trauma. Akhirnya, David dan Emily pun pindah dari New York ke sebuah daerah pedesaan. David berharap Emily bisa sembuh.
Setelah tinggal di desa, Emily masih tetap murung. David berusaha untuk menyenangkan putri semata wayangnya, misalnya dengan membawa teman baru, bermain permainan favorit Emily dan ibunya, yaitu Hide and Seek alias petak umpet. Namun, tepat sehari setelah ia datang ke sana, Emily menemukan seorang teman, Charlie. Emily tampak senang dengan Charlie. David tidak pernah melihat Charlie, sehingga ia mengira bahwa Charlie adalah teman khayalan Emily.
Seiring berjalannya waktu, terjadi teror di rumah tersebut. Mulai dari kucing yang mati terendam di bathup, hingga kematian Elizabeth, teman David. Emily pun mengatakan bahwa ia takut dengan Charlie dan tidak mau bermain dengannya lagi. David bingung dan mencari tahu siapa Charlie sebenarnya. Ia bertanya pada Emily, tapi Emily pun tidak bisa mengatakannya. David pun mencari tahu sendiri, hingga ia mengetahui siapa Charlie, serta misteri kematian istri dan teror yang terjadi. Dan dia kaget dengan kenyataan itu.
Charlie ternyata adalah diri David sendiri. David ternyata memiliki semacam kepribadian ganda. Di satu sisi ia psikolog yang baik, tapi agak membosankan untuk Emily. Tapi di sisi yang lain ia psikopat tapi asyik jika bermain dengan Emily. Ia jugalah yang membunuh istrinya karena istrinya tersebut terlibat affair (David membuat kejadian seolah itu bunuh diri). Tapi ia ternyata tidak ingat ketika ia menjadi Charlie. Ia mengetahuinya setelah ia mengingat rentetan kejadian-kejadian serta teror yang dilakukannya.
Akhirnya, David pun berubah menjadi Charlie. Ia membunuh polisi setempat dan berniat untuk membunuh Emily juga. Namun, niat membunuh Emily gagal, karena Emily diselamatkan oleh rekan David yang juga sesama seorang psikolog. David pun mati ditembak.

Analisis :
Dari film Hide and Seek kita dapat mengetahui bahwa seseorang yaitu David mengalami kelainan mental yaitu Disassociative Identity Disorder (DID) atau yang lebih sering dikenal dengan kepribadian ganda. DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda. Dalam film, David memiliki dua kepribadian yaitu sebagai David, seorang psikolog  yang baik dan sebagai Charlie, seorang psikopat yang asyik bermain dengan Emily.
  • Proses terbentuknya kepribadian ganda


Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
  1. Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
  2. Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya. Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
  •          Tanda dan Gejala Kepribadian Ganda

Penderita gangguan identitas disosiatif memiliki gejala-gejalan sebagai berikut:
ü  Depersonalisasi dan derealisasi
Penderita mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati dirinya sendiri, seolah-olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah film. Penderita merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri dan menganggap diri sebagai orang yang asing atau tidak nyata.
ü  Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu
Penderita kerap kali mengalami kehilangan waktu, dimana kadang-kadang mereka menemukan sesuatu yang tidak diketahuinya, ataupun tersadar disuatu tempat yang tidak dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ketempat itu.
ü  Sakit kepala dan keinginan bunuh diri
Penderita seringkali merasa sakit kepala, dan mendengar banyak suara-suara dikepalanya (mirip dengan gejala skizofrenia). Beberapa kepribadian mendorongnya untuk melakukan bunuh diri.
ü  Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri
Berubah-ubahnya kondisi penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian lain. Misalnya, saat kepribadian A muncul, maka kepribadian tersebut adalah kepribadian yang mempunyai kemampuan berhitung yang bagus. Sementara saat kepribadian lain muncul, kemampuan kepribadian A pun menghilang. Jadi, kemampuannya berubah tergantung dari kepribadian mana yang muncul. Begitu juga dengan gambaran dirinya, berfluktuasi sesuai kehadiran setiap kepribadian.
ü  Perilaku menyakiti diri sendiri
ü  Kecemasan dan depresi
Individu umumnya mengalami kecemasan dan depresi karena berulang kali mengalami hal-hal yang tidak diingatnya.
Salah satu gejala yang sesuai dengan David adalah ia mengalami amnesia. Ia tidak menyadari bahwa Charlie adalah dirinya sendiri dengan kepribadian yang berbeda. Ia menyadari setelah mengingat rentetan kejadian-kejadian serta teror yang dilakukannya.
·       
  •                 Ciri – ciri lainnya :

1.      Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
2.      Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
3.      Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.


  • Peyebab Kepribadian Ganda            :

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan identitas disosiatif, yaitu:
Ø  Kemampuan bawaan untuk memisahkan kepribadian dengan mudah.
Ø  Pelecehan seksual pada masa kecil yang berulang.
Ø  Kurangnya orang yang melindungi ataupun menghibur dari pengalaman buruk yang dialami.
Ø  Pengaruh dari anggota keluarga lain yang memiliki gangguan psikologis.
Ø  Penyebab utama gangguan identitas disosiatif sebenarnya adalah trauma berkepanjangan yang dialami pada masa kanak-kanak. Trauma tersebut terbentuk akibat beragam penyiksaan dan pelecehan, seperti: penyiksaan dan pelecehan seksual, kekerasan fisik, kekerasan secara psikologis, dan juga ritual-ritual aneh yang menyakiti sang korban (Satanic Ritual Abuse)
  •            Teori Psikoanalisa

Menurut Teori Psikoanalisa oleh Sigmund Freud, trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian paling berpeluang mengakibatkan gangguan kepribadian seseorang. Pada masa kanak-kanak itulah kepribadian mulai berkembang dan terbentuk. Saat terjadi pengalaman buruk, pengalaman-pengalaman tersebut sebisa mungkin akan di tekan (repress) ke dalam alam bawah sadar. Namun ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak bisa ditangani oleh penderita, sehingga memaksanya untuk menciptakan sosok pribadi lainnya yang mampu menghadapi situasi itu. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan diri, suatu sistem yang terbentuk saat seseorang tidak bisa menghadapi sebuah kecemasan yang luar biasa. Kepribadian-kepribadian baru akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa teratasi. Munculnya kepribadian-kepribadian itu tergantung pada situasi yang dihadapi. Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yang diinginkan, yaitu melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya.


·       Referensi         :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar