TUGAS REVIEW FILM HIDE AND SEEK

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3:
1. DILA
DWISERA (12513458)
2. FITRIANI
SYAHRUN (13513557)
3. INTAN
MUTIA MURTI (14513441)
4. RANI
PRATIWI ISTIFARAH (17513285)
KELAS :
2PA12
MATA KULIAH :
KESEHATAN MENTAL
DOSEN :
DIAMONDDY AVARY
UNIVERSITAS GUNADARMA ATA 2014/2015
Sinopsis
Film Hide and Seek :
Hide and seek menceritakan kisah sebuah keluarga
yang terdiri dari David (Robert De Niro), Alison, istri David (Amy Irving), dan
anaknya, Emily (Dakota Fanning). Suatu hari, istri David bunuh diri, ia
menggorok lengannya di kamar mandi. David menemukan Alison sudah mati. Emily
melihat kejadian itu dan trauma. Akhirnya, David dan Emily pun pindah dari New
York ke sebuah daerah pedesaan. David berharap Emily bisa sembuh.
Setelah tinggal di desa, Emily masih tetap murung.
David berusaha untuk menyenangkan putri semata wayangnya, misalnya dengan
membawa teman baru, bermain permainan favorit Emily dan ibunya, yaitu Hide and
Seek alias petak umpet. Namun, tepat sehari setelah ia datang ke sana, Emily
menemukan seorang teman, Charlie. Emily tampak senang dengan Charlie. David
tidak pernah melihat Charlie, sehingga ia mengira bahwa Charlie adalah teman
khayalan Emily.
Seiring berjalannya waktu, terjadi teror di rumah
tersebut. Mulai dari kucing yang mati terendam di bathup, hingga kematian
Elizabeth, teman David. Emily pun mengatakan bahwa ia takut dengan Charlie dan
tidak mau bermain dengannya lagi. David bingung dan mencari tahu siapa Charlie
sebenarnya. Ia bertanya pada Emily, tapi Emily pun tidak bisa mengatakannya.
David pun mencari tahu sendiri, hingga ia mengetahui siapa Charlie, serta
misteri kematian istri dan teror yang terjadi. Dan dia kaget dengan kenyataan
itu.
Charlie ternyata adalah diri David sendiri. David
ternyata memiliki semacam kepribadian ganda. Di satu sisi ia psikolog yang
baik, tapi agak membosankan untuk Emily. Tapi di sisi yang lain ia psikopat
tapi asyik jika bermain dengan Emily. Ia jugalah yang membunuh istrinya karena
istrinya tersebut terlibat affair (David membuat kejadian seolah itu bunuh
diri). Tapi ia ternyata tidak ingat ketika ia menjadi Charlie. Ia mengetahuinya
setelah ia mengingat rentetan kejadian-kejadian serta teror yang dilakukannya.
Akhirnya, David pun berubah menjadi Charlie. Ia
membunuh polisi setempat dan berniat untuk membunuh Emily juga. Namun, niat
membunuh Emily gagal, karena Emily diselamatkan oleh rekan David yang juga
sesama seorang psikolog. David pun mati ditembak.
Analisis
:
Dari film Hide and Seek kita dapat mengetahui bahwa
seseorang yaitu David mengalami kelainan mental yaitu Disassociative Identity
Disorder (DID) atau yang lebih sering dikenal dengan kepribadian ganda. DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai
kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua
atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter
yang berbeda. Dalam film, David memiliki dua kepribadian yaitu
sebagai David, seorang psikolog yang
baik dan sebagai Charlie, seorang psikopat yang asyik bermain dengan Emily.
- Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita
dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi
masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh
tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk
bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan
menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari
pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin
Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak
yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan
mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
- Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
- Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya. Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
- Tanda dan Gejala Kepribadian Ganda
Penderita gangguan identitas disosiatif memiliki
gejala-gejalan sebagai berikut:
ü Depersonalisasi dan derealisasi
Penderita
mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri sendiri baik secara
fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati dirinya sendiri,
seolah-olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah film. Penderita
merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri dan menganggap diri sebagai orang
yang asing atau tidak nyata.
ü Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan
waktu
Penderita
kerap kali mengalami kehilangan waktu, dimana kadang-kadang mereka menemukan
sesuatu yang tidak diketahuinya, ataupun tersadar disuatu tempat yang tidak
dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ketempat itu.
ü Sakit kepala dan keinginan bunuh diri
Penderita
seringkali merasa sakit kepala, dan mendengar banyak suara-suara dikepalanya
(mirip dengan gejala skizofrenia). Beberapa kepribadian mendorongnya untuk
melakukan bunuh diri.
ü Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri
Berubah-ubahnya
kondisi penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian
lain. Misalnya, saat kepribadian A muncul, maka kepribadian tersebut adalah
kepribadian yang mempunyai kemampuan berhitung yang bagus. Sementara saat kepribadian
lain muncul, kemampuan kepribadian A pun menghilang. Jadi, kemampuannya berubah
tergantung dari kepribadian mana yang muncul. Begitu juga dengan gambaran
dirinya, berfluktuasi sesuai kehadiran setiap kepribadian.
ü Perilaku menyakiti diri sendiri
ü Kecemasan dan depresi
Individu
umumnya mengalami kecemasan dan depresi karena berulang kali mengalami hal-hal
yang tidak diingatnya.
Salah satu gejala yang
sesuai dengan David adalah ia mengalami amnesia. Ia tidak menyadari bahwa
Charlie adalah dirinya sendiri dengan kepribadian yang berbeda. Ia menyadari
setelah mengingat rentetan kejadian-kejadian serta teror yang dilakukannya.
·
- Ciri – ciri lainnya :
1. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil
alih perilaku orang tersebut (Switching).
2. Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting
yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya
sebagai lupa biasa.
3. Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi
karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau
karena kondisi medis seperti demam.
- Peyebab Kepribadian Ganda :
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan
identitas disosiatif, yaitu:
Ø
Kemampuan
bawaan untuk memisahkan kepribadian dengan mudah.
Ø
Pelecehan
seksual pada masa kecil yang berulang.
Ø
Kurangnya
orang yang melindungi ataupun menghibur dari pengalaman buruk yang dialami.
Ø
Pengaruh
dari anggota keluarga lain yang memiliki gangguan psikologis.
Ø
Penyebab
utama gangguan identitas disosiatif sebenarnya adalah trauma berkepanjangan yang
dialami pada masa kanak-kanak. Trauma tersebut terbentuk akibat beragam
penyiksaan dan pelecehan, seperti: penyiksaan dan pelecehan seksual, kekerasan
fisik, kekerasan secara psikologis, dan juga ritual-ritual aneh yang menyakiti
sang korban (Satanic Ritual Abuse)
- Teori Psikoanalisa
Menurut Teori
Psikoanalisa oleh Sigmund Freud, trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian
paling berpeluang mengakibatkan gangguan kepribadian seseorang.
Pada masa kanak-kanak itulah
kepribadian mulai berkembang dan terbentuk.
Saat terjadi pengalaman
buruk, pengalaman-pengalaman tersebut sebisa mungkin akan di tekan (repress) ke
dalam alam bawah sadar. Namun ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak
bisa ditangani oleh penderita, sehingga memaksanya untuk menciptakan sosok
pribadi lainnya yang mampu menghadapi situasi itu. Hal ini merupakan mekanisme
pertahanan diri, suatu sistem yang terbentuk saat seseorang tidak bisa
menghadapi sebuah kecemasan yang luar biasa.
Kepribadian-kepribadian baru
akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa
teratasi. Munculnya kepribadian-kepribadian itu tergantung pada
situasi yang dihadapi. Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui
keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yang diinginkan, yaitu
melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya.
· Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar